BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah
kelahiran sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus. Maka
bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil
perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan ,
sirkulasi dan lain-lain. Hal ini untuk mengenal / menemukan kelainan yang perlu
mendapat tindakan segera yang berhubungan dengan bayi baru lahir.
Sehingga dengan di buatnya makalah ini kami lebih
mengerti secara detail tentang transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra
uteri.
B. Rumusan
Masalah
Apa proses dari transisi kehidupan janin dari
intra ke ekstra uteri
Sistem-sistem yang di pengaruhi dari transisi
kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri.
C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh
dosen pembimbing
Sebagai bahan acuan sebagai seorang calon
bidan dalam mengamati transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri
Untuk menambah pengetahuan yang lebih
mendetail.
BAB II
PEMBAHASAN
TRANSISI
KEHIDUPAN JANIN DARI INTRA KE EKSTRA UTERI
1.
Transisi
pada sistem Pernapasan
Setelah bayi lahir dan ibu yang sedang tidak dalam
pengaruh anestesi, biasanya bayi akan mulai bernafas segera dan mempunyai irama
pernapasan yang normal dari semula. Organ yang bertanggung jawab untuk
oksigensi janin sebelum bayi lahir adalah plsenta. Selama masa kehamilan bayi
mengalami banyak perkembangan yang menyediakan infrastruktur untuk mulainya
proses pernapasan. Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah
mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang
dan sudah mampu menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan
permukaan pada tempat pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial
antara alveoli sangat tipis sehinga memungkinkan kontak maksimum antara kapiler
dan alveoli untuk pertukaran udara.
Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh
tegangan permukaan cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25
mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan
untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi sekali membuka alveoli,
pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan yang relatif
lemah. Untungnya pernapasan bayi baru lahir yang pertamakali sangat kuat,
biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruang
intrapleura.
Pada bayi baru lahir, kekuatan otot–otot pernapasan
dan kemampuan diafragma untuk bergerak, secara langsung mempengaruhi kekuatan
setiap inspirasi dan ekpirasi. Bayi yang baru lahir yang sehat mengatur sendiri
usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon
dioksida, dan kapasitas residu fungsional. Frekwensi napas pada bayi baru lahir
yang normal adalah 40 kali permenit dengan rentang 30–60 kali permenit (
pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila frekwensi secara konsisten lebih
dari 60 kali permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau
retraksi dinding dada, jelas merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah
kelahiran.
2.
Transisi
Pada Sistem Sirkulasi
Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak
berfungsi selama kehidupan fetal dan hati hanya berfungsi sebagaian, maka tidak
perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak darah baik melalui paru atau
hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar
melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal
bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa.
- Peredaran darah janin
Darah janin dialirkan ke placenta melalui aa,
umbilacales dan disini di muat dengan bahan makanan berasal dari darah ibu.
Darah ini masuk ke dalam badan janin melalui vena umbilicalis yang bercabang
dua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena
porta, darahnya beredar dalam hati dan kmeudian diangkut melalui vena hepatica
ke dalam vena cava inferior.cabang satunya ialah :
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam
vena cava interior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah di masuki
darah v. hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah bersih,
tapi dicampuri “ darah Kotor “ dari anggota bawah janin.
Darah dari v. cava inferior setelah masuk kedlam
serambi kanan sebagaian masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan
sebagaian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan darah vena cava
superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.
Darah dari bilik kanan masuk ke a. pulmonalis, tetapi
sebelum sampai ke paru-paru sebagaian dialirkan ke aorta melalui ductus
arteriosus botalli. Sebagaian kecil pergi keparu-paru dan melalui vena
pulmonalis masuk keserambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava
inferior masuk ke dalam bilik kiri, dan terus ke aorta.
Darah yang keparu-paru bukan untuk pertukaran gas
tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah Aorta
disebarkan ke alat-alat badan, tatapi darah banyak menuju kea a. hypogastricae
( cabang dari art. Iliaca communis ) lalu kea a. umbilicales dan selanjutnya ke
placenta.
Jadi darah yang berdar kejanin selalu bersifat “ darah
campuran “ dan isi vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta. Setelah anak
lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan art. Purmonalis,
sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Ductus arteriosus Botalli tertutup
1-2 menit setelah anak bernafas.
Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam v
cava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam serambi kanan
berkurang, sebaliknya tekanan dalam serambi kiri bertambah karena darah yang
datang dari paru-paru bertambah, akibatnya ialah penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus bottalli disebut ligamentum
arteriosus dan dari ductus venosus arantii menjadi legamentum vesico umbilicale
laterale kiri dan kanan. Telah di katakana bahwa O2 janin rendah dibandingkan
dengan orang dewasa.
Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin
lebiuh cepat, kadar Hb janin tinggi ( sampai 18 gr% ) dan erythrocytnya banyak
( 5,5 juta per mm).
Hb janin sedikit berbeda dari Hb oang dewasa
Hb, janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb ,
orang dewasa pada sumsum merah.
Hb, janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan Odari pada darah orang dewasa.
Hb, janin baru di ganti seluruhnya oleh Hb, biasa pada
umur 4 bulan atau lebih.
Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan
pergerakan pernafasan . pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan
pembuluh darah paru-paru, jadi pernafasan setelah anak lahir , sebetulnya hanya
lanjutan gerakan pernafasan intrauterin.
- Transisi Pada Darah
Pada umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan
nilai hemoglobin ( Hb) yang tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada
periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan pertama kehidupan selama
beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan volume plasma akan
menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51 – 56% neonatus. Pada saat
kelahiran meningkat dari 3% manjadi 6% , pada minggu ke-7 sampai ke-9 setelah
bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan
rata-rata 12 g/dl.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada
bayi baru lahir :
1. waktu pengkleman tali pusat.
Penundaan pengkleman tali pusat dapat meningkatakan volume darah neonotus
25-40% , keuntungan penundaan pengkleman :
a. Volume yang besar
meningkatkan perfusi kapiler baru
b. Berlanjutnya bolus darah
teroksigenasi selama nafas pertama yang tidak teratur.
2. Pencapaian oksigenasi adekuat
yang lebih cepat membuat penutupan struktur
janin.
3. Posisi bayi baru lahir segera
setelah lahir
Sedangkan darah merah BBL memiliki umur yang singkat ,
yaitu 80 hari , sedangkan sel darah merah orang dewasa 120 hari. Pergantian sel
yang cepata ini menghasilkan lebih banyak sampah metabolic akibat penghancuran
sel termasuk bilirubin yang harus di metabolisme. Muatan bilirubin yang
berlebihan ini menyebabkan ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru
lahir. Oleh karena itu, terdapat hitung retukulosit yang tinggi pada bayi baru
lahir yang mencerminkan pembentukan sel darah merah baru dalam jumlah besar.
Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki
rentang dari 10.000 hingga 30.000/mm. peningkatan lebih lanjut dapat
terjadi pada BBL normal selama 24 jam pertama kehidupan. Pada saat menangis
yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih mengandung granulosit
dalam jumlah yang besar.
3.
Transisi
Termogulasi
Pada saat didalam rahim ibu, janin tidak perlu
mengatur suhu tubuh, hal ini di sebabkan karena suhu di dalam uterus
berfluktuasi sedikit. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,6°C dari pada suhu
ibu. Pada saat lahir, pada umumnya akan kehilangan panas tubuh, hal ini di
sebabkan oleh beberapa faktor meliputi :
1. area permukaan tubuh bayi yang sangat
luas
2. Berbagai tingkat insulasi lemak
subkutan
3. derajat fleksi otot.
Bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan yang normal
dan memiliki fleksi otot yang baik, memiliki perlindungan alami terbaik
terhadap kehilangan panas. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat
cara, yaitu konveksi, konduksi, evaporasi, dan radiasi.
Neonatus dapat menghasilkan panas dengan
cara :
1. menggigil, cara ini kurang efisien,
karena terlihat hanya pada kondisi stress dingin berat.
2. aktivitas otot volunteer. Manfaatnya
sangat terbatas.
3. Termogenesis tanpa menggigil, peningkatan
kecepatan metabolisme atau penggunaan lemak cokelat ( brown fat ) untuk
memproduksi lemak. Brown fat ( lemak cokelat ) di mobilisasi untuk menghasilkan
panas.
Dampak panas bagi neonotus adalah hipoglikemia,
hipoksia, atau asidosis, dampak tersebut merupakan akibat peningkatan kebutuhan
metabolisme yang disebabkan oleh usaha bayi baru lahir untuk membuat zona suhu
yang netral
-Temperatur bayi lahir adalah· sekitar 37,2°C pada saat kalehiran karena selama ini
mereka berada dalam organ internal tubuh.
-Temperatur
ini turun dengan cepat· hampir di bawah normal karena
kehilangan panas dan mekanisme regulasi temperatur yang belum matang sekitar
21° sampai 22°C, temperatuir ruang penerimaan manambah kehilangan panas ini.
-Bayi baru lahir kehilangan panas· melalui empat mekanisme yang terpisah : konveksi,
konduksi, radiasi, dan evaporasi.
-Bayi
baru lahir tidak hanya mudah· kehilangan
panas, tetapi juga kesulitan menahan nafas dalam berbagai lingkungan karena
mereka mempunyai sedikit lemak subkutan untuk menutupi dan mereka jarang
menggigil , suatu kondisi yang menyebabkan peningkatan metabolisme dan
menghasilkan panas.
-Bayi
baru lahir dapat menahan· panas dengan jalan vasokonstriksi
pembuluh darah.
-Lemak cokelat, jaringan khusus· yang di temukan pada bayi baru lahir matur tampaknya
membantu dalam menahan atau memproduksi panas tubuh dengan meningkatkan
metabolisme.
Respon Fisilogis terhadap persalinan
-Bayi baru lahir yang terpajan· udara dingin akan menendang dan menangis untuk
meningkatkan kadar metabolisme guna memproduksi panas tubuh, untuk meningkatkan
kebutuhan oksigen dan meningkatkan nilai pernapasan.
-Bayi
baru lahir yang tidak dapat·
meningkatkan nilai pernapasannya ( bayi
baru lahir imatur dengan perkembangan paru-paru yang buruk ) sebagai respon
terhadap peningkatan kebutuhan, tidak mampu mendistribusikan oksigen secara
adekuat ke berbagai sistem tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya katabolisme
aerobik dari sel-sel tubuh, yang dapat berkembang menjadi asidosis yang
mengancam jiwa.
- Bayi
tersebut juga menjadi lemah,· sehingga
semakin memperburuk kondisi sistem kardiovaskular yang sudah bermasalah.
Transisi kamampuan Memperoleh Sumber Glukosa
Pada saat bayi lahir dan tali pusar di klem, bayi
harus menemukan cara untuk mempertahankan keseimbangan glukosa yang esensial
bagi fungsi otaknya. Pada setiap bayi baru lahir kadar glukosa darah akan turun
selama periode waktu yang singkat ( 1 – 2 jam setelah kalahiran ), sistem pada
bayi baru lahir yang sehat belajar untuk mengoreksi secara mandiri penurunan
kadar glukosa darah yang dapat terjadi dalam tiga cara yaitu :
1. Malalui
penggunaan ASI
2. Malalui
cadangan glikogen
3. Melalui
pembuatan glukosa dari sumber-sumber yang lain, khususnya lipid
Bayi baru lahir yang sehat menghasilkan glukosa
sebanyak 4-8 mg/kg/menit sebagai respons terhadap kebutuhan. Kebutuhan untuk
mengkoreksi secara mandiri kadar glukosa darah adalah bagaian permanen
keberadaan bayi di luar rahim.
4.
Transisi
Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan
perilaku mengisap dan menelan. Pada saat lahir, reflek muntah dan batuk yang
matur telah lenyap. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna sumber makanan dari luar cukup terbatas. Sebagaian besar keterbatasan
tersebut membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang dapat di saluran
cerna ( mulai dari mulut sampai dengan usus ).
Kamampuan absorpsi karbohidrat pada bayi baru lahir
kurang efisien, sedangkan absorpsi monosakarida ( glukosa ) telah efisien.
Regurgitasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh sfingter jantung, sambungan
esophagus bawah, dan lambung yang tidak sempurna. Kapasitas lambung pada bayi
baru lahir cukup bulan sangat terbatas, kurang dari 30cc. hal ini di sebabkan
karena usus bayi baru lahir relatif tidak matur dan sistem otot yang menyusun
organ tersebut lebih tipis dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa
sehingga gelombang peristaltiknya sukar untuk di prediksi. Lipatan dan vili
dinding usus belum berkembang sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus
bayi baru lahir tidak berganti dengan cepat sehingga meningkatkan absorpsi yang
paling efektif. Awal pemberian makan oral menstimulasi lapisan usus agar matur
dengan meningkatkan pergantian sel yang cepat dan produksi enzim mikrovilus.
Epitel sel yang tidak matur mempengaruhi usus untuk melindungi dirinya dari
zat-zat yang sangat berbahaya.
Pada awal kehidupan, bayi baru lahir menghadapi proses
penutupan usus ( permukaan epitel usus menjadi tidak permeable terhadap antigen
). Sebelum penutupan usus bayi akan rentan terhadap infeksi virus / bakteri dan
juga terhadap stimulasi allergen melalui penyerapan molekul-molekul besar oleh
usus. Kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam menyimpan cairan daripada
kolon orang dewasa sehingga bayi cenderung mengalami kompilasi kehilangan
cairan, misalnya gangguan diare.
5.
Transisi
Sistem Imunologi
Pada bayi baru lahir memiliki dua imunitas, yaitu
imunitas alami dan imunitas yang didapat. Imunitas alami terdiri dari struktur
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh imunitas alami
meliputi :
1.
perlindungan bariel yang diberikan oleh kulit dan membrane mukosa
2. kerja
seperti saringan oleh saluran nafas.
3.
kolonisasi pada kulit dan usus oleh mikroba pelindung
4.
perlindungan kimia yang di berikan oleh lingkungan asam pada lambung.
Neonatus di lahirkan dengan imunitas pasif terhadap
virus dan bakteri yang pernah di hadapi ibu. Janin mendapatkan imunitas ini
melalui perjalanan transplasenta dari immunoglobulin ( lg) G dan yang lain (
IgM dan IgA ) tidak dapat melewati plasenta. Adanya IgM dan IgA di dalam darah
tali pusat merupakan indikasi bahwa janin secara aktif berespons terhadap
penyakit atau mikroba kecuali jika ibu berespon terhadap infeksi tersebut
selama hidupnya
.
6.
Transisi
Sistem Ginjal
Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran
darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah
meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur
sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah yang besar dan
ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu
mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 )
dan osmolitas urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada
bayi kurang bulan.
Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48
jam pertama kehidupan, serinmgkali hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak
terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru lahir. Debris sel yang banyak
dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam sistem ginjal.
7.
Sistem
Reproduksi
Pada laki-laki testis secara normalnya turun selama
kehidupan intrauterine dan telah berada pada kantung skrotum pada saat lahir.
Gagalnya penurunan testis di sebut Cryptorchidism ( testis tersembunyi ).
Operasi mungkin di perlukan dalam beberpa tahun kemudian, sebelum peubertas,
bila penurunan tidak terjadi secara spontan.
Hydrocele, adalah pengumpulan cairan di sekitar salah
satu atau kedua testis, dapat terjadi dan sebagaian besar kasus, dapat diserap
dalam beberapa bulan. Suatu kondisi yang di sebut fimosis, dimana kulit
prepusium tidak dapat di retraksi untuk memaparkan glans penis, juga mungkin terjadi
dan biasanya dapat sembuh sendiri bersamaan dengan pertumbuhan selama tahun
pertama.
Kelenjar yang kecil terletak di bawah prepusium
mensekresi bahan sperti keju yang disebut smegma. Untuk meningkatkan
kebersihan, mencegah fimosis yang berkelanjutan, atau memenuhi aturan
keagamaan, kulit prepusium mungkin di potong atau di angkat keseluruhan atau
sebagaian. Tindakan operasi ini di sebut sirkumsisi, kebanyakan di lakukan pada
minggu pertama kehidupan dan kadang-kadang segera setelah lahir.
Pada bayi perempuan labia monira dan klitorisnya
mungkin membengkak saat lahir sebagai akibat tingginya hormon wanita dalam
darah ibu. Keluaran lender yang berwarna putih mungkin memenuhi vagina.
Kadang-kadang keluaran ini semakin kental dengan darah karena penghentian
hormon wanita yang tiba-tiba dari ibunya, disebut perdarahan withdrawal.
8.
Muskuloskeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut
sebagain besar terdiri dari kartilago, yang hanya mengandung sejumlah kecil
kalsium. Skeletonya fleksibel dan persendianya elastis untuk menjamin keamanan
dalam melewati jalan lahir.
Punggung bayi normalnya datar dan tegak, kurva tulang
belakang berkembang kemudian bersamaan bayi mulai duduk dan berdiri, tungkainya
kecil, pendek dan gemuk. Tangannya montok dan relatif pendek.
Lenganya mungkin membuka sempurna ketika relaksasi,
tetapi mereka menutup secara reflek ketika telapak tanganya di sentuh ; ini
disebut refleks menggenggam. Telapak kakinya terlihat datar dan tungkainya
montok. Deformitas paha, tungkai, atau telapak kaki harus didiagnosa oleh
dokter yang berpengalaman.
9. Refleks
pada bayi baru lahir
- Rooting dan menghisap
Bayi baru lahir menolehkan kepalanya kearah stimulus,
membuka mulut dan mulai menghisap bila pipi, bibir atau sudut mulut disentuh
dengan jari atau putting.
- Menelan
Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan menghisap
bila cairan di taruh di belakang lidah.
- Ekstrusi
Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung
lidah di sentuh dengan jari atau putting.
- Moro
Ekstensi simetris bilateral dan abduksi seluruh
ekstremitas, dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf “ C “ di ikuti
dengan aduksi ekstemitas dan kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi berubah
tiba-tiba atau bayi di letakkan terlentang pada permukaan yang datar.
- Melangkah
Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kemudian kaki
lainya dengan gerakan berjalan bila satu kaki disentuhkan pada permukaan rata.
10. Sistem
Integumen
Pada saat lahir kulit bayi yang sangat halus terlihat
merah kehitaman karena tipis, dan lapisan lemak subkutan belum melapisi
kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat pada kulit dengan pigmen yang banyak
sekalipun dan bahkan menjadi lebih kemerahan ketika bayi menangis. Beberapa
karakteristik yang umum pada kulit bayi adalah sebagai berikut.
Verniks kaseosa. Selama berbulan-bulan kehidupan intrauterine janin
berenang dalam cairan amnion. Kulit dilindungi oleh sejenis pasta seperti keju,
disebut Verniks kaseosa, yang disekresi oleh kelenjar sabasea dan sel-sel
epitel. Pada saat lahir beberapa bayi dilapisi oleh Verniks kaseosa yang tebal,
sementara yang lainya hanya tipis saja pada tubuhnya. Beberapa dokter lebih
menyukai untuk menghilangkan sedikit saja dari Verniks kaseosa sehingga fungsi
perlindungannya berlanjut. Yang lainya yakin harus semua di hilangkan untuk
mencegah kemungkinan pertumbuhan bakteri. Pada kasus apa saja, Verniks kaseosa
biasanya menghilang dalam 2 atau 3 hari.
Milia. Milia adalah bintik keputihan yang khas terlihat di
hidung , dahi, dan pipi bayi baru lahir. Bintik-bintik ini menyumbat kelanjar
sabasae yang belum berfungsi. Setelah sekitar dua minggu ketika kelenjar
keringat mulai bersekresi, Milia secara bertahap tersapu dan menghilang.
Lanugo. Lanugo adalah rambut halus yang melapisi
janin berawal sekitar minggu ke 16 kehamilan dan berlanjut sampai minggu ke 32
saat mulai menghilang. Sehingga makin prematur bayi tersebut, lebih banyak
Lanugo yang terdapat saat lahir. Penyebaran Lanugo pada bahu, bokong, dan
ekstremitasi. Lanugo cenderung untuk menghilang selama minggu pertama
kehidupan.
Deskuamasi. Deskuamasi adalah pelepasan kulit yang secara normal
terjadi salama 2 sampai 4 minggu pertama kehidupan. Hal ini mungkin berlebihan
atau hanya sedikit dan yang paling umum adalah pada bayi yang lahir dengan
berat badan rendah.
Eritema toksikum. Ini adalah jenis dari “ alergi
kemerahan “ yang terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi
normal. Eritema toksikum mungkin terlihat saat lahir dan bertahan sampai
beberapa hari. Bercak-bercak kemarahan tersebut mungkin menjadi bisul sebelum
menghilang secara bertahap. Tidak di ketahui penyebab atau penyembuhannya.
Eritema toksikum tidak menular dan kebanyakan mengenai bayi yang sehat.
Bercak Mongolian. Terkadang terdapat area bercak
lebar hitam berpigmen pada bokong atau bagaian bawah bayi dengan warna kulit
kuning, coklat, atau hitam. Bercak Mongolian bukan merupakan tanda permanent
karena bercak tersebut biasanya menghilang selama kehidupan tahun pertama atau
kedua.
Tanda lahir ( nevi ). Terdapat berbagai tipe tanda lahir,
beberapa diantaranya sementara. Dan yang lainya permanent, sebagaian di
akibatkan karena trauma saat lahir. Yang lainya di akibatkan karena kelainan
struktur pigmen, pembuluh darah, rambut, atau jaringan lainya. Tanda nevi
mungkin menonjol atau datar dan dapat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Tanda
tersebut dapat terjadi di setiap bagian tubuh dan bahkan berkembang
berhari-hari atau minggu setelah lahir, seperti tipe “ tnda strawberi “.
Operasi kosmetik, bila di upayakan di tunda sampai beberapa tahun untuk
memungkinkan penghilangan dengan sendirinya.
Ikterik. Ikterik adalah warna kekuningan yang mungkin
terlihat pada kulit atau pada sclera mata. Ikterik disebabkan karena bilirubin
bebas yang berlebihan dalam darah dan jaringan. Enzim komplek yang memproses di
dalam hepar bertanggung jawab terhadap pemeliharaan tingkat bilirubin dalam
tubuh. Karena imaturitas hepar bayi baru lahir, terdapat jumlah bilirubin yang
berlebihan dalam darah saat lahir. Selama minggu pertama pemecahan hemoglobin
lebih lanjut terjadi karena reduksi sel-sel darah merah. Sebagai akibatnya pada
sekitar hari kedua atau ketiga, hampir 60% semua bayi mulai memperhatikan
ikterik. Sampai sekitar hari ketujuh biasanya akan menghilang. Hal ini di sebut
ikterik fisiologis atau ikterik neonatorum.
Bila ikterik terjadi sebelum hari ketiga, hal tersebut
menandakan abnormalitas penghancuran sel-sel darah. Ikterik patologis yang
demikian mungkin di sebabkan karena factor inkompatibilitas Rh, atau golongan
darah A,B, atau O. setiap ikterik harus di laporkan dengan tepat, terutama bila
terlihat segera setelah lahir.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri
terjadi pada sistem pernafasan, sistem sirkulasi kemampuan termogulasi,
perubahan darah, sistem pencernaan, sistem imunologi, urinari, muskulo,
skeletal, syaraf, dan sistem integument, sebagai akibat perubahan lingkungan
dalam uterus ke luar uterus serta beberapa refleksi yang ada pada saat lahir,
hanya berlangsung sampai beberapa bulan dan kemudian menghilang.
B. Saran
Bidan dapat mengetahui ciri-ciri bayi yang normal
supaya dapat mengenal segera perubahan tingkah lakunya dan kemajuan –
kemunduran kesehatan bayi, dan membuat catatan serta laporan sehingga dapat
melakukan tindakan dan pemeriksaan yang perlu guna menolong bayi baru lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar