BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan
ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, di samping
peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk
miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit
menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan,
gizi, perilaku, dan kewaspadaan dini.
pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
dapat dilakukan dengan berdasarkan tingkat pencegahan sebagai upaya promotif
dan preventif.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris
yaitu health promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau
tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan
ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan
pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam
buku preventive medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan
clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat
pencegahan terhadap penyakit, yaitu : 1.promotion of healt 2.specifik
protection 3.early diagnosis and prompt treatment 4.limitation of disability
dan 5.rehablitation.
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt
oleh para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi
peningkatan kesehatan,bukan promosi kesehatan.mengapa demikian? Tidak lain
karena makna yang terkangdung dlam istilah promotion of healt disini adalah
meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga
teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang
penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan
tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam
penjelasannya tengtan promotion of health menyatakan bahwa selain melalui
peningktan gizi dll,peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan
memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan
masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk
definisi mengenai promosi kesehatan :
“ Health promotion is the process of enabling people to
increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete
physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be able
to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope
with the environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi
Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah
atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt
education atau pendidikan kesehatan.
A. Pengertian
1. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial secara utuh, yang semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan semua system yang terjadi pada
tubuh manusia , serta fungsi dan prosesnya (Depkes RI, 2003)
Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO),
kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap
dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. (Undang-Undang)
2. Promotif
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya
dan sebagainya). (Ottawa Charter,1986).
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan
kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan
secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh
kebijakan public yang berwawasan. (Depkes RI)
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan
menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk
perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan
Ottoson,1998).
3. Preventif
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal
dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi
atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
(Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).
.
TINGKAT-TINGKAT USAHA PENCEGAHAN
Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for
the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5
tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
· Masa sebelum sakit
1. Mempertinggi nilai kesehatan (health
promotion)
2. Memberikan perlindungan khusus
terhadap suatu penyakit ( spesific protection)
· Pada masa sakit
3. mengenal dan mengetahui jenis
penyakit pada tingakt awal, serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (early
diagnosis and prompt treatment)
4. Pembatasan kecacatan dan berusaha
untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit
(disibility limitation)
5. Rehabilitasi (rehabilitation)
1.
MEMPERTINGGI NILAI KESEHATAN
(HEALTH PROMOTION)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan
kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya :
· Penyediaan makanan sehat cukup
kualitas maupun kuantitasnya.
· Perbaikan hygiene dan sanitasi
lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara
pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
· Pendidikan kesehatan kepada
masyarakat
· Usaha kesehatan jiwa agar tercapai
perkembangan kepribadian yang baik
2.
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KHUSUS
TERHADAP SUATU PENYAKIT (SPECIFIC PROTECTION)
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap
penyakit-penyakit tertentu. Beberapa usaha diantaranya adalah :
· Vaksinasi untuk mencegah
penyakit-penyakit tertentu
· Isolasi penderita mpenyakit menular
· Pencegahan terjadinya kecelakaan
baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja
Upaya Promotif dan Preventif kesehatan di
Indonesia
Pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dapat dilakukan dengan berdasarkan
tingkat pencegahan sebagai upaya promotif dan preventif.
Upaya pencegahan menurut teori Leavel dan
Clark (Maulana, 2009) dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah peningkatan kesehatan
dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah
usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre pathogenesis), dan disebut dengan
pencegahan primer.
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu
yang belum menderita sakit. Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan
(health promotion) dan perlindungan khusus (spesifiic protection).
a) Promosi Kesehatan
Health promotion bertujuan untuk
meningkatkan, memajukan dan membina koordinasi sehat yang sudah ada hingga
dipertahankan dan dijauhkan dari ancaman penyebab penyakit atau agent secara
umum.
Pendidikan kesehatan yang diperlukan antara
lain : Meningkatnya gizi, Perbaikan sanitasi lingkungan, Ph(derajat keasaman),
Pendidikan sifat umum, Nasihat perkawinan, Penyuluhan kehidupan sex, Olahraga
dan kebugaran jasmani, Pemeriksaan secara berkala, Meningkatnya standar hidup
dan kesejahteraan keluarga, Nasihat tentang keturunan, Penyuluhan tentang PMS,
Penyuluhan AIDS.
Meningkatkan dan memperbaiki program kesehatan
ibu :
1) Layanan dan terdesentralisasi
2) Menyusun standar pelayanan dan pastikan adanya
supervise
3) Mengembangkan dan menggunakan panduan tetap
untuk manajemen komplikasi kebidanan
4) Memperbaiki sistem pelatihan dan memperbaharui
keterampilan penyediaan pelayanan
5) Memperbaiki infrastruktur dan memperbaharui
fasilitas
6) Menetapkan/memperkuat system rujukan
7) Menetapkaan/memperkuat mekanisme evaluasi
kualitas pelayanan
8) Mengembangkan dan menggunakan instrumen untuk
memperbaiki kualitas pelayanan
9) Home base maternal records
10) Partograf
11) Melakukan audit dan meninjau kembali
kasus-kasus kematian ibu hamil.
Ruang lingkup promosi kesehatan :
1) Pendidikan Kesehatan (Health education)
2) Pemasaran sosial (sosial marketing)
3) Penyuluhan
4) Upaya peningkatan (Promotif)
5) Advokasi di bidang kesehatan
6) Pengorganisasian,
pengembangan, pergerakan, pemberdayaan masyarakat.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan pelaksanaan
:
1) Promosi kesehatan
tatanan keluarga
2) Pendidikan kesehatan
pada tatanan sekolah
3) Pendidikan kesehatan
di tempat kerja
4) Pendidikan kesehatan
di tempat-tempat umum
5) Pendidikan kesehatan
pada fasilitas pelayanan kesehatan
Tujuan promosi kesehatan meliputi :
1) Membangun kebijakan
masyarakat sehat
2) Membangun keterampilan
personal
3) Memperkuat partisipasi
komunitas
4) Menciptakan lingkungan
yang mendukung
5) Reorientasi pelayanan
kesehatan
Tindakan pencegahan meliputi :
1) Perlindungan balita,
ibu hamil
2) Pemberian makanan
3) Perlindungan terhadap
ancaman akibat kerja
4) Perlindungan khusus
yang bersifat karsinogenik
5) Menghindari terhadap
zat-zat alergi
6) Menghindari minuman
berakohol
7) Menghindari merokok
b) Spesific Protection
Spesific protection adalah upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu. Spesific protection terdiri dari
(Efendi, 1998 ; Maulana, 2009 ) :
1) Memberikan imunisasi
pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Contohnya : imunisasi hepatitis diberikan kepada mahasiswi kebidanan yang akan
praktek di rumah sakit.
2) Isolasi terhadap
penderita penyakit menular. Contohnya : isolasi terhadap pasien penyakit flu
burung.
3) Perlindungan terhadap
kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat kerja. Contohnya :
di tempat umum, misalnya adanya rambu-rambu zebra cross agar pejalan kaki yang
akan menyebrang tidak tertabrak oleh kendaraan yang sedang melintas. Sedangkan
di tempat kerja : para pekerja yang memakai alat perlindungan diri.
4) Peningkatan
keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik. Contohnya :
kursus-kursus peningkatan keterampilan, seperti kursus menjahit, kursus
otomotif.
5) Penanggulangan stress.
Contohnya : membiasakan pola hidup yang sehat , dan seringnya melakukan
relaksasi.
2. Pencegahan sekunder
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan
yang cepat dan tepat, disebut pencegahan sekunder (seconder preventive).
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit. Pencegahan
sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera ( early
diagnosis and prompt treatment ).
a) Early diagnosis
Early diagnosis mengandung pengertian diagnosa dini atau
tindakan pencegahan pada seseorang atau kelompok yang memiliki resiko
terkena penyakit.
Tindakan yang berupaya untuk menghentikan proses penyakit
pada tingkat permulaan sehingga tidak akan menjadi parah. Prinsipnya diterapkan
dalam program pencegahan, pemberantasan dan pembasmian macam penyakit baik
menular ataupun tidak dan memperhatikan tingkat kerawanan penyakit terhadap
masyarakat yang tinggi. Misalnya : TBC paru-paru, kusta, kanker, diabetes,
jantung dll.
Tindakan pencegahan meliputi :
1)
Upaya penemuan kasus (case
finding) tertuju pada individu, keluarga, masyarakat. Misalnya : anemia
gravidarum, dll.
2)
Survey kesehatan, untuk memperoleh
data tentang prestasi dari penyakit banyak diderita masyarakat, sehingga dapat
didiagnosis secara dini untuk diberi pengobatan segera.
3)
Papsmear, tujuan untuk deteksi dini
adanya kanker serviks sehingga dapat dilakukan pengobatan tindakan segera.
4)
Pemeriksaan rutin pada tiap
individu.
5)
Pengawasan obat-obatan, termasuk
obat terlarang yang diperdagangkan secara bebas (golongan narkotika).
6)
Mencegah yang sudah ada agar tidak
meningkatkan lebih lanjut. Misalnya : flu burung, papsmear.
b) Prompt treatment
Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang
dilakukan dengan tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah yang
terjadi. Prompt treatment merupakan tindakan lanjutan dari early diagnosis.
Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang agar gejala tidak menimbulkan
komplikasi yang lebih parah.
Tindakan
prompt treatment antara lain:
1.
Case Holding Drugs
Yaitu menangani dan keteraturan berobat. Diharapkan tenaga
kesehatan termasuk bidan dapat segera menangani kasus-kasus berupa gejala dan
komplikasi menopause yang mengakibatkan gangguan pada kesehatan wanita.
Penanganan segera terhadap gejala dan komplikasi menopause dapat meminimalkan
hal-hal yang memiliki pengaruh buruk dalam kehidupannya. Penanganan yang
diberikan dapat berupa konseling secara langsung maupun penyuluhan secara
kelompok seperti dalam kegiatan PKK.
Penanganan yang diberikan diiringi dengan pengobatan secara
teratur. Untuk pengobatan tersebut dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
yang lebih ahli di bidangnya. Sebagai contoh seorang bidan dapat berkolaborasi
dengan dokter dalam menagani pasien yang mengalami gejala dan komplikasi akibat
menopause yang menginginkan HRT ( Hormone Replacement Therapy).
2. Support Live
2. Support Live
Dilakukan dengan jalan pemberian pengobatan secepat mungkin
pada wanita yang mengalami gejala premenopause yang juga telah mengalami
komplikasi akibat menopause tersebut. Pemberian obat secepat mungkin bertujuan
untuk mendukung kehidupan wanita pada masa ini. Selain itu dukungan hidup yang
diberikan oleh berbagai pihak (keluarga, tenaga kesehatan, masyarakat) akan
membuat wanita pada masa ini dapat menjalani hidupnya tanpa masalah baik fisik,
psikis maupun sosial.
Pengobatan yang secara tepat dan segera sangat penting
karena pengobatan yang terlambat akan mengakibatkan :
a.
Usaha penyembuhan menjadi lebih
sulit bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi. Misalnya pengobatan hipertensi
yang terlambat pada wanita menopause.
b.
Kemungkinan terjadinya kecacatan
lebih besar. Kecacatan dapat berupa fisik maupun psikis.
c.
Penderitaan si sakit ( wanita
perimenopause dan menopause) menjadi lebih lama dan parah.
d.
Biaya untuk perawatan dan pengobatan
menjadi lebih besar. Sebagai contoh yaitu perawatan dan pengobatan penyakit
kardiovaskuler tentunya akan lebih besar. Hal ini akan berbeda apabila
sebelumnya dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang tepat dan segera yang
jauh memerlukan biaya lebih sedikit.
3. Pencegahan tersier
Pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan
disebut pencegahan tersier (tertiary prevention). Pencegahan tersier
bentuknya membatasi ketidakmampuan/kecacatan (disability limitation) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitation). Pada proses ini diusahakan agar
cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita
dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
a.
Pembatasan kecacatan
Pencegahan dilakukan dalam taraf penyakit
sudah nyata bahkan sudah lanjut sehingga penderita dalam keadaan disable (tidak
sanggup melakukan aktivitas yang biasa dikerjakan walau tidak sakit). Sehingga
penderita bisa sembuh.
Tindakan pencegahan meliputi :
1)
Pengobatan agar tidak
makin parah
2)
Mencegah supaya
penderita tidak mati
3)
Mencegah kecacatan
yang menetap
4)
Mencegah penyakit
menjadi tidak menahun
A. Kesimpulan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Promotif adalah suatu usaha pelayanan kesehatan ini pertama.
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Upaya pencegahan leavel dan clark dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer terdiri dari promosi
kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection).
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis
dini dan pengobatan segera (early diagnosis dan promotif treatment).
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bentuknya membatasi
ketidakmampuan atau kecacatan (disability limitation) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitation).
B. Saran
Sebaiknya pemerintah lebih mengupayakan dan
menjamin kesehatan bagi warga negaranya yang kurang mampu dengan upaya
pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki
kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaaspadaan dini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007.
Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineke Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineke Cipta.
Prasetyo, Erwin Edhi dan Widjianto, Thomas Pudjo. 2012. Papua
Kurang Ribuan Bidan. Kompas.
Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Diposkan oleh widhia lestari di
09.20
http://sindiariyani.blogspot.com/2011/08/melaksanakan-upaya-promotif-dan.html#!/2011/08/melaksanakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar